BOGOR – Direktur Pembinaan Narapidana dan Latihan Kerja Produksi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen Pas), Thurman Hutapea menyampaikan apresiasi kepada Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Gunung Sindur atas keberhasilannya membina narapidana terorisme (Napiter).
Hal tersebut dia ungkapkan saat menyaksikan ikrar NKRI yang dilakukan 10 Napiter di Lapas Narkotika Gunung Sindur, Senin (25/4) yang dihadiri oleh BNPT, Densus 88, Dirkamtib DitjenPas, KadivPas Jawa Barat, para Kepala UPT se-Bogor Raya dan unsur muspika setempat.
“Saya ingin mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran Lapas Kelas Narkotika IIA Gunung Sindur, atas pengabdian dan dedikasi saudara dalam menjalankan tugas yang sangat mulia ini, membina warga binaan kita dengan berhasil mengikrarkan 10 orang napiter,” ungkap Thurman
Pria yang akrab disapa Thurman itu menjelaskan, pada awal triwulan 2 tahun 2022, jumlah napiter yang telah menyatakan ikrar setia kepada NKRI sebanyak 43 orang. Dia menilai, hal itu telah mencapai 86 persen dari target kinerja Direktorat Jenderal Pemasyarakatan pada tahun 2022.
“Semoga keberhasilan kita dalam mencapai Tarja tahun ini bisa terus berkesinambungan dengan menjadikan prestasi besar pencapaian tarja kita pada tahun 2021 lalu, yaitu sebesar 250 persen (yakni sebanyak) 125 orang napiter menyatakan ikrar setia kepada NKRI,” terangnya.
Lebih dalam, Thurman berharap, keberhasilan ini dapat menjadi motivasi dan semangat untuk terus berkarya dalam bidang pembinaan napiter dengan semangat Pemasyarakatan PASTI MAJU.
“Tingkatkan terus kemampuan profesional dan integritas untuk menghadapi tantangan tugas yang semakin berat,” pesannya, disambut antusias jajarannya dan peserta kegiatan.
“Sekali lagi apresiasi yang setinggi-tingginya juga kepada Lapas Narkotika Kelas IIA Gunung Sindur yang telah berhasil menjadi Lapas yang paling banyak mengikrarkan napiter pada tahun lalu yaitu sejumlah 68 orang,” imbuhnya.
Dilain sisi, Thurman berpesan kepada Napiter, dengan pernyataan ikrar setia kepada NKRI ini berarti telah siap untuk mencintai NKRI dan bersama-sama menjaga Pancasila dengan menghargai perbedaan yang ada.
“Dan memahami bahwa Pancasila bukan hanya berkedudukan sebagai dasar negara Republik Indonesia tetapi juga sebagai ideologi nasional, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan pemersatu bangsa,” ujarnya.
Pancasila sebagai ideologi nasional merupakan nilai-nilai kehidupan dan cita-cita masyarakat Indonesia yang sumbernya berasal dari kehidupan bangsa Indonesia yang majemuk dengan berbagai ragam budaya, suku bangsa, agama, serta bahasa dan keyakinan yang dimiliki bangsa Indonesia.
Pancasila telah menjadi kesepakatan bersama oleh para pendiri Negara kita, dan sebagai anak cucu bangsa, kita wajib mengimplementasikannya dan menghindari hal-hal dan perilaku-perilaku yang tidak sesuai atau bertentangan.
Pancasila memberikan identitas dan martabat kita sebagai bangsa yang beradab, sekaligus memiliki jiwa dan kepribadian yang religius.
“Falsafah ini juga yang menghasilkan semangat juang para pahlawan dan pejuang kemerdekaan untuk membebaskan Indonesia dari belenggu penjajahan,” pungkasnya. (BD)