LINTASNEWS-Sekretaris Fraksi PKS DPRD Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Dokter (dr.) Shinta Wahyuni Chairuddin mengungkapkan, Kota Tangsel membutuhkan rumah isolasi Covid-19. Srikandi PKS ini pun mengapresiasi langkah Pemkot Tangsel yang sedang membangun “Glamping” (Glamour Camping).
Untuk diketahui, Glamping adalah tenda khusus karantina yang diperuntukkan bagi pasien Covid-19.
Dalam rilis yang dikirim ke Radar Tangsel.Com (Grup LintasNews.Co.Id.), Selasa (2/2/2021), politisi jelita itu mennadaskan, pengadaan tempat ini merupakan upaya pemerintah kota (pemkot) dalam menambah kapasitas dan memfasilitasi pasien Covid di Kota Tangsel. “Yakni sebagai langkah antisipasi ketersediaan Rumah Lawan Covid-19 yang sudah over capasity (kelebihan kapasitas),” politisi kelahiran Jakarta, 13 Januari 1976 itu berkata.
Anggota DPRD Kota Tangsel Daerah Pemilihan (Dapil) II (Pamulang) ini menyatakan, setiap tenda “Glamping” diperkirakan bisa menampung 150 pasien. Ia pun mengapresiasi langkah Pemkot Tangsel itu.
“Saya mengapresiasi upaya Pemkot Tangsel dalam penambahan Glamping ini. Namun, jika dirasa masih kurang cukup, mungkin bisa ditambah dengan Rumah Isolasi Kolektif di setiap wilayah RW atau kelurahan,” wakil rakyat yang rajin turun ke masyarakat dan sangat dengan konstituennya itu menegaskan.
Politisi cantik ini berujar, Pemkot Tangsl bisa mengajak masyarakat untuk terlibat dan bergotong-royong dalam mewujudkannya. Menurut Shinta, pandemi Covid-19 ini sulit dipastikan sampai kapan berakhirnya jika dilihat dari tren kasusnya yang terus bertambah.
“Terlebih virus ini telah bermutasi berkali-kali. Ibarat manusia, mutasi ini bukan hanya sekadar berganti baju saja, tapi juga ganti sepatu, topi, dan lainnya. Kondisi yang makin ‘crowded’ ini menyebabkan penanganannya tidak optimal dan sulit dapat merespons dengan cepat jika terjadi gelombang yang lebih besar,” istri Ajat Jatnika ini menyebutkan.
Artinya, ucap wanita lulusan Universitas Yarsi Jakarta itu, kesiapan kita diperlukan apabila terjadi peningkatan jumlah pasien. Muslimah dan ibu rumah tangga yang tetap cantik meski sudah memiliki empat orang anak ini menyebutkan, “Rumah Lawan Covid” termasuk tenda yang akan dibangun hanya dapat menyediakan tempat untuk sekitar 10 persen dari total kasus suspect yang mencapai 4000 kasus di Kota Tangsel.
“Konsekuensi terbatasnya tempat isolasi menyebabkan mobilitas terdampak (kasus positif) menjadi tinggisehingga kondisi seperti ini juga akan memungkinkan memperparah keadaan,” ucap anggota DPRD Kota Tangsel Fraksi PKS yang pada Pemilu 2014 meraup peroleharan suara kurang lebih 1.600 dan meningkat menjadi 4.221 suara di Pemilu 2019 hingga akhirnya mengantarkan PKS mendapatkan dua kursi di Dapil Tangsel II, salah satunya adalah dirinya.
Nah, untuk menyediakan tempat isolasi yang memadai dari segi jumlah dan kapasitas, loyalis Ahmad Syaikhu ini pun mendorong Pemkot Tangsel yang sudah menyediakan Rumah Lawan Covid-19 agar menambah Rumah Isolasi Kolektif yang dikelola bersama masyarakat. “Pengelolaan rumah isolasi tersebut diharapkan dapat terkontrol dengan baik dan mobilitas suspect yang rendah,” cetus politisi berkaca mata yang low profile itu.
Diterangkan Shinta, warga yang keluarganya dirawat dapat saling men-support dan berperan aktif dalam membantu saudaranya yang sakit. “Sehingga, upaya pemulihan dapat lebih mudah dilakukan,” ungkapnya.
Lalu, dari mana tingkat kelurahan atau RW ini mendapatkan tempat yang dapat dijadikan Rumah Isolasi Kolektif yang layak di tengah minimnya fasilitas yang ada? Politisi perempuan PKS yang dikenal cerdas dan santun ini pun menjelaskan diplomatis.
“Di sinilah pentingnya peran Pemkot Tangsel dan masyarakat setempat. Pemkot dapat meminjam, menyewa, atau memanfaatkan fasos dan fasum yang terdapat di tengah masyarakat,” sebutnya.
Dipaparkan Shinta, beberapa tempat yang masih bisa digunakan, misalnya sekolah-sekolah (khususnya sekolah negeri) atau gedung pemerintahan yang masih kosong. “Dalam penyediaan rumah isolasi tersebut juga perlu diperhatikan luasan tempat yang ideal, sarana dan prasarana, ventilasi yang baik, kondisi pasien, jumlah dan kualifikasi tenaga medis, anggaran, makanan bergizi, dan lain sebagainya,” ia menerangkan.
Di tempat isolasi juga harus menyediakan sarana dan kegiatan olah raga, pemberian nutrisi yang cukup, dapur umum, serta pengobatan yang terjamin, ucap Shinta. “Jika rumah isolasi ini dapat didirikan di setiap kelurahan atau RW, maka tidak hanya kasus Covid-19 bisa ditekan, tapi juga dapat meminimalisasi beban pemerintah kota dalam penanganan pandemi,” tukasnya.
Oleh karena itu, Pemkot Tangsel perlu segera membangun Rumah Isolasi Kolektif di setiap kelurahan atau RW, politisi yang berlatar belakang dokter kecantikan menyarankan. (AGS)