LINTASNEWS – Sebagian besar vaksin COVID-19 yang ada saat ini ditujukan untuk usia 18 tahun ke atas. Karena belum ada data tentang efektivitas dan keamanannya, anak-anak belum masuk prioritas vaksinasi.
Kabar baiknya, University of Oxford di Inggris untuk pertama kalinya meluncurkan penelitian untuk menilai keamanan dan respons imun vaksin COVID-19 pada anak-anak. Penelitian ini dikembangkannya bersama AstraZeneca Inc.
Dikutip dari Reuters, keterangan resmi dari Oxford menyebutkan, penelitian ini akan menentukan apakah vaksin tersebut efektif pada anak usia 6-17 tahun.
Sekitar 300 partisipan akan dilibatkan dalam penelitian tersebut. Pemberian vaksin pertama akan dijadwalkan pada bulan ini.
Vaksin COVID-19 buatan Oxford-AstraZeneca disebut-sebut sebagai ‘vaccine for the world’ karena harganya relatif lebih murah dan lebih mudah didistribusikan dibanding rival-rivalnya. Vaksin ini diberikan secara intramuskular dalam dua dosis.
AstraZeneca menargetkan memproduksi sebanyak 3 miliar dosis pada tahun ini, dan lebih dari 200 juta dosis perbulan pada April 2021.
Kehadiran vaksin covid-19 untuk anak-anak ini, tentunya sangat ditunggu-tunggu dunia.
Sebelumnya, AstraZeneca telah berhasil menemukan vaksin Covid-19 khusus untuk manula. Pemerintah Indonesia pun telah mengamankan puluhan juta dosis vaksin covid-19 khusus manula ini.
Vaksin AstraZeneca yang dikembangkan dengan metode adenovirus ini dapat digunakan untuk memvaksinasi penduduk usia 60 tahun ke atas.
Dalam keterangannya Kementerian Kesehatan Indonesia, GAVI per 29 Januari 2021, memberikan konfirmasi indikasi alokasi tahap awal vaksin Corona AstraZeneca sebesar 13,7 juta hingga 23,1 juta dosis untuk Indonesia. Nantinya, vaksin tersebut akan dikirimkan melalui 2 tahap, yaitu: kuartal I, sebanyak 25-35%, dan kuartal II sebanyak 65-75% dari alokasi tahap awal. (mth/rtr)