LINTASNEWS – Rencana kerjasama antara Pemkot Tangsel dengan Pemkot Serang, terkait pengolahan sampah, terancam batal. Sebabnya, warga di sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS), Cilowong, Kota Serang, Banten, menolak kedatangan 400 ton sampah per hari dari Kota Tangsel.
Alasan penolakan, karena saat ini sarana dan prasarana di TPA Cilowong kurang memadai dan rawan terjadi longsor. Mesin pengolahan sampahnya juga belum beropetasi secara makismal.
“Coba kalau beko ada 20, mesin pengolahan ada 30. Sehari sampah 1.000 ton juga bisa diolah. Kalau sarana dan prasarananya maksimal, pasti warga legowo menerimanya,” ujar Aliyudin, perwakilan warga.
Menurut Aliyudin, warga meminta kepada Pemkot Serang untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, sebelum menerima sampah dari Tangsel.
Apalagi, di bawah TPA Cilowong terdapat perkampungan warga yang terancam kesehatannya karena limbah, polusi air dan udara. Bahkan, lahan pertanian dan perkebunan warga pun akan terdampak.
Apabila Pemkot Serang tidak memperbaiki sarana dan prasarana TPA Cilowong, warga pun mengancam akan melakukan aksi unjukrasa.
Terhadap sikap warga tersebut, Walikota Serang, Syafrudin, mengaku akan melakukan evaluasi. Bahkan, tak menutup kemungkinan untuk membatalkan kerja sama dengan Pemkot Tangsel.
“Apabila ada yang tidak setuju, sekampung atau dua kampung, maka Pemkot Serang tidak akan nekat melakukan kerja sama itu,” kata Syafrudin kepada wartawan, Kamis (18/2)
Syafrudin menjelaskan, saat ini Pemkot Serang sedang melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar TPA Cilowong untuk memaparkan manfaat kerja sama pengolahan sampah dengan Pemkot Tangsel
“Kalau kerja samanya menguntungkan untuk masyarakat dan lingkungan, tenaga kerja, kesehatan dan lainnya, tentu masyarakat harus menerima. Karena ada potensi usaha juga di situ,” ujar Syafrudin.
Syafrudin mengatakan, dari kerja sama dengan Pemkot Tangsel, Kota Serang memperoleh kompensasi sebesar Rp 48 miliar untuk meningkatkan sarana dan prasana pengolahan sampah di TPA Cilowong.
“Semuanya tidak akan tersisa, semua untuk di sana (TPA Cilowong). Karena APBD kita tidak mampu (membenahi TPA). Jadi, kehadiran Tangsel dengan Rp 48 miliar sangat menguntungkan untuk TPA,” jelas Syafrudin.
Syafrudin mengakui, saat ini dengan sarana dan prasana yang ada belum dapat mengolah sampah dengan maksimal.
“Kalau sekarang tidak memadai. Mesin karbon hanya memproduksi, paling cuma bisa 5 sampai 10 ton per hari sampah yang diolah,” katanya. (mth/kom)