Lintas News-Politisi cantik dari PKS, Shinta Wahyuni Chairuddin meminta Walikota Benyamin Davnie yang saat ini memimpin Pemkot Tangerang Selatan (Tangsel) agar segera melakukan antisipasi dalam rangka menghadapi perubahan iklim. Permintaan Shinta itu seperti yang diungkapkan dalam rilisnya yang dikirim ke Radar Tangsel.Com (Grup Lintas News.Co.Id) Selasa (28/9/2021).
Kata Shinta, fraksi-fraksi di DPRD Kota Tangerang Selatan telah sepakat terhadap Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026 dan melanjutkan ke proses pengesahan. Sejumlah fraksi memberikan beberapa catatan dalam pandangan akhirnya yang disampaikan pada Rabu (22/9/2021), ucap sekretaris Fraksi PKS DPRD Kota Tangsel itu.
Kemudian, Fraksi PKS sendiri termasuk yang memberikan catatan untuk diperhatikan Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Salah satu yang menjadi perhatian dan catatan disampaikan oleh Sekretaris Fraksi PKS Shinta W. Chairuddin adalah terkait dengan isu perubahan iklim global.
“Kami concern dengan isu yang menjadi perhatian dunia internasional, yaitu terkait perubahan iklim yang pernah disinggung oleh pemerintah pusat, yang dampaknya mirip seperti pandemi Covid-19 dan berpengaruh pada pendapatan negara/daerah sehingga perlu dipikirkan tentang strategi menghadapinya,” ucap perempuan berhijab syari ini.
Politisi jelita PKS ini berkata, Pemerintah Kota Tangerang Selatan harus memperhatikan dan mengantisipasi segala sesuatu yang tercantum dalam dokumen RPJMD sebagai panduan atau arahan pembangunan jangka menengah. “Bagaimana cara beradaptasi dan mitigasi atas dampak perubahan iklim? Bagaimana mempersiapkan infrastruktur yang dapat bertahan dengan perubahan iklim yang sedang dan akan kita hadapi? Ini harus menjadi perhatian Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam mengambil kebijakan pemerintahannya,” tandasnya.
Anggota DPRD Kota Tangsel Daerah Pemilihan (Dapil II/Pamulang) ini mengatakan, bentuk komitmen daerah dalam pengendalian perubahan iklim, harus diintegraskan ke dalam agenda RPJMD. Di samping itu, juga dibutuhkan upaya penyadaran masyarakat melalui penyebarluasan informasi tentang pentingnya aksi pengendalian perubahan iklim, terutama terhadap masyarakat rentan.
“Pada level akademisi, pemkot juga perlu terus melakukan ‘surveillance’ atas dinamika iklim melalui berbagai pengkajian ilmiah tentang perubahan iklim. Termasuk mengembangkan model proyeksi perubahan iklim untuk jangka pendek, menengah, dan jangka panjang,” terangnya.
Tegas politisi kelahiran Jakarta, 13 Januari 1976 ini, isu perubahan iklim memang telah menjadi perhatian pemerintah. Hal ini, sambungnya, telah menempatkan penanganan perubahan iklim sebagai program prioritas nasional RPJMN 2020-2024. “Untuk mencapai target itu perlu keterlibatan pemerintah daerah yang bertanggung jawab melaksanakan kewenangannya dalam penanggulangan risiko lingkungan dan kebencanaan,” tukas Shinta.
Untuk itu, anak buah Ahmad Syaikhu ini berucap, pentingnya perencanaan yang matang untuk program adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di RPJMD. Agar program penanganan perubahan iklim dan kebencanaan dapat berjalan, imbuh Shinta, inovasi pembiayaan serta perencanaan dan pengelolaan anggaran jadi sangat penting.
“Beberapa strategi dapat dijalankan, antara lain prioritaskan program perubahan iklim pada agenda pembangunan daerah, serta mengurangi pembelanjaan inefisien dan mengalihkan pos belanja untuk penanggulangan perubahan iklim dan kebencanaan,” tandasnya.
Lalu, apa upaya mengantisipasi perubahan iklim itu? Shinta memaparkan, beberapa upaya untuk mengantisipasi perubahan iklim di antaranya pemkot harus menata Tangsel menjadi kota yang hijau, menata ruang terbuka hijau (RTH) dengan baik, memfungsikan hutan kota sebagai paru-paru kota dan juga sebagai destinasi wisata.
“Serta melakukan revitalisasi fungsi situ dan sungai terintergrasi dengan perencanaan serta pengaturan drainase sehingga menjadi kota yang bebas dari banjir,” politisi yang berlatar belakang dokter kecantikan ini menutup pembicaraan. (DMY/AGS)