LINTASNEWS- Semenjak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, tingkat kemiskinan di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) meningkat 2,29 persen. Kini, 40.990 kepala keluarga di Tangsel berada di garis kemiskinan.
Badan Pusat Statistik Kota Tangsel mengungkapkan, angka kemiskinan ini adalah yang terendah dibanding wilayah lainnya di Provinsi Banten.
“Untuk angka kemiskinan se-Provinsi Banten, Kota Tangsel mengalami kenaikan terendah sebesar 2,29 persen. Kemudian Cilegon terendah kedua untuk peningkatan angka kemiskinan di Banten pada hasil survei Maret 2020,” tutur Kepala BPS Tangsel, Achmad Widijanto, dalam rilisnya Kamis (14/1/21).
Achmad juga menjelaskan, data tersebut merupakan data yang diperoleh dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), yang dilakukan BPS Kota Tangsel, pada Maret 2020 lalu.
Jika dibandingkan data survei periode yang sama pada 2019 lalu, angka kemiskinan tersebut lebih besar. Pada Maret 2019, angka kemiskinan di Tangsel hanya sebesar 29.190 atau naik 1,68 persen dibanding periode Maret 2018.
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar atau basic needs approach. Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.
“Pendekatan ini, juga dapat menghitung Headcount Index, yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk,” jelas Achmad.
Achmad juga menyebutkan, tingkat kemisikinan di Tangsel, juga terendah ke-4 secara nasional. Dari hasil persentase tingkat kemiskinan kabupaten/ kota terendah di tahun 2020 lalu.
“Setelah kabupaten Badung, Kota Denpasar, dan Kabupaten Sawahlunto yang masing-masing mengalami peningkatan angka kemiskinan antara 2,02 persen, 2,14 dan 2,16 persen pada tahun 2020 lalu berdasarkan data nasional,” jelasnya. (Mth)