LINTASNEWS – Peserta PPRA 62 Lemhannas RI menyarankan agar pemerintah menggunakan modal sosial dan budaya yang ada di masyarakat untuk atasi pandemi Covid-19. Saran ini disampaikan melalui Seminar Nasional PPRA 62 Lemhannas RI di Jakarta, Rabu (25/8).
Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo yang membuka seminar menyarankan agar pemerintah menggunakan modal sosial dan budaya yang ada di masyarakat untuk mengatasi pandemi Covid-19.
“Penggunaan modal sosial dan budaya dapat mendorong pemulihan bangsa akibat krisis dan terciptanya tatanan kebiasaan baru,” kata Agus Widjojo saat membuka seminar Nasional PPRA 62 Lemhannas RI di Jakarta, Rabu (25/8).
Dalam seminar bertema “Modal Sosial dan Budaya: Menggali Kekuatan Sosial Budaya untuk Mendorong Upaya Pemulihan Ekonomi Nasional” itu, Agus juga berharap para peserta dapat menuangkan ilmu pengetahuannya untuk menyusun hasil seminar yang strategis dengan menggunakan kemampuan berpikir secara komprehensif, integral, holistik dan sistemik.
Menurutnya, dalam kondisi perekonomian Indonesia saat ini, perlu adanya upaya pemulihan ekonomi nasional dengan mendayagunakan kekuatan modal sosial dan budaya yang telah berkembang di masyarakat dan perlu digali dan ditransformasikan ke dalam pengembangan institusional, ekonomi dan human capital.
“Kekuatan modal sosial dan budaya ini, pada dasarnya telah ada sejak lama, dan menjadi sebuah kekuatan bagi masyarakat di berbagai daerah untuk bertahan dalam menghadapi berbagai tantangan termasuk dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini,” kata Agus.
”Modal sosial yang terdiri dari etika sosial, lembaga sosial dan etika lingkungan termasuk kearifan lokal dan etos sosial atau karakter, sikap, sifat dan watak sosial yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat setempat, akan mampu menjadi kekuatan kolektif untuk membantu memulihkan aktivitas ekonomi dan sosial secara optimal dengan memanfaatkan kesadaran masyarakat,” tambah dia.
Agus memandang, pandemi Covid-19 juga menjadi masalah global berdampak pada berbagai aspek kehidupan serta politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, kesehatan, pertahanan dan keamanan.
Seluruh negara berupaya keras untuk mencari solusi pencegahan dan penyembuhannya. Dampak yang terjadi pada berbagai aspek kehidupan juga harus segera ditangani dengan baik.
Sejalan dengan itu, modal sosial dan budaya yang ada di masyarakat, diperlukan untuk membangun kekuatan kolektif melawan pandemi dan agar dapat membantu menciptakan pemulihan aktivitas sosial ekonomi yang dapat dilakukan secara optimal.
Dapat dicermati bahwa modal sosial seperti peran dari perangkat komunitas lokal memiliki posisi yang penting dalam kondisi sosial ekonomi saat ini.
“Selain peran dari perangkat komunitas lokal maupun pemerintah untuk membangun kesadaran saling gotong royong dalam menghadapi suatu kendala bencana, kepemimpinan lokal dalam membangun tatanan kebiasaan baru menjadi sangat penting dalam aktivitas sosial ekonomi saat ini,” ujar Agus.
Sejak ditetapkannya bencana nasional sejak Maret 2020, Pandemi Covid-19 telah mewabah dengan sebaran hampir di semua daerah walaupun sudah sebagian dari masyarakat melaksanakan vaksin dan menimbulkan krisis multidimensi. Krisis ini berpengaruh terhadap kesejahteraan, kesehatan, serta meningkatnya kerawanan sosial.
“Kondisi ini tentu saja mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat, kesehatan, kerawanan sosial dan sebagainya. Hal ini harus segera ditangani, agar masyarakat menjadi lebih kuat dan tahan dalam menghadapi pandemi yang belum tahu kapan dapat diatasi secara tuntas,” pungkas Agus.
Seminar Nasional ini dibuka oleh Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo serta menghadirkan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, M.P.A. sebagai keynote speaker.
Selain itu, ada juga Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A., Ketua Komisi X DPR RI H. Syariful Huda sebagai narasumber. Guru Besar Ekonomi SDA dan Lingkungan IPB Prof. Dr. Akhmad Fauzi, M.Sc.
Kemudian Ketua HIPPI Dr. Suryani Motik, Duta Besar RI untuk Belanda Bapak Mayerfas, CEO Platform Digital TANIHub Pamitra Wineka sebagai pembahas. Unit Head Herbal Marthaa Tilaar Group Prof. Dr. Ir. Bernard T. Widjaja, M.M., CSCA, Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas Dr. Ir. Arifin Rudiyanto, MSc., Rektor AMIKOM Jogjakarta Prof. Dr. M. Suyanto, M.M sebagai Penanggap.
Seminar nasional ini juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Lemhannas RI Marsdya TNI Wieko Syofyan, Deputi Pendidikan Pimpinan Tingkat Nasional Lemhannas RI Mayjen TNI Sugeng Santoso, S.I.P., dan perwakilan pejabat Lemhannas RI dan undangan dari kementerian/lembaga secara daring.
Dalam paparannya, Luhut mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat tergantung pada penanganan Covid-19. Pemerintah sendiri menargetkan pertumbuhan ekonomi di 2021 bisa di kisaran 4 persen.
Menurut Luhut, pemerintah saat ini fokus pada pemulihan ekonomi dan reformasi secepat mungkin. Termasuk pemberian stimulus fiskal. “Ini semua ini sudah kita lakukan,” kata dia.
Optimisme juga disampaikan Menparekraf Sandiaga Uno. Suami Nur Asia itu menyebut bahwa Pandemi Covid-19 harus menjadi momentum pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia. Apalagi, saat ini sudah ada 8 juta unit usaha kreatif di Indonesia yang sudah masuk dalam ekosistem digital. (sak)