LINTASNEWS – PPRA LXII Lemhannas RI akan menggelar seminar dengan tema “Modal Sosial dan Budaya sebagai Kekuatan Untuk Mendorong Upaya Pemulihan Ekonomi Nasional di Masa Pandemi”. Seminar digelar pada Rabu (25/8) secara daring atau hybrid.
Ketua seminar Kolonel Pnb Aldrin P Mongan, S.T., M.Hum., M.Han mengatakan, seminar ini sengaja disiapkan untuk memberikan masukan kepada pemerintah tentang alternatif dan strategi menghadapi beberapa permasalahan dalam penanganan Pemulihan Ekonomi Nasional di tengah pandemi Covid-19.
“Pembatasan interaksi antarmanusia untuk menekan laju penularan Covid-19 ini telah membuat banyak aktivitas manusia terhenti atau menjadi sangat terbatas yang berdampak terhadap merosotnya aktivitas perekonomian,” kata Aldrin.
Seminar Nasional ini akan dibuka oleh Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo dan menghadirkan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, M.P.A. sebagai keynote speaker.
Selain itu hadir pula Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A., Ketua Komisi X DPR RI H. Syariful Huda sebagai narasumber.
Guru Besar Ekonomi SDA dan Lingkungan IPB Prof. Dr. Akhmad Fauzi, M.Sc., Ketua HIPPI Dr. Suryani Motik, Duta Besar RI untuk Belanda Mayerfas, CEO Platform Digital TANIHub Pamitra Wineka sebagai pembahas.
Unit Head Herbal Marthaa Tilaar Group Prof. Dr. Ir. Bernard T. Widjaja, M.M., CSCA, Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas Dr. Ir. Arifin Rudiyanto, MSc., Rektor AMIKOM Yogyakarta Prof. Dr. M. Suyanto, M.M sebagai Penanggap.
Seminar nasional ini juga akan dihadiri oleh Wakil Gubernur Lemhannas RI Marsdya TNI Wieko Syofyan, Deputi Pendidikan Pimpinan Tingkat Nasional Lemhannas RI Mayjen TNI Sugeng Santoso, S.I.P., dan perwakilan pejabat Lemhannas RI dan undangan dari kementerian/lembaga secara daring.
Menurut Aldrin, sebelum menggelar seminar PPRA LXII tahun 2021 ini, didahului oleh beberapa Focus Group Discussion (FGD) yang bertujuan untuk mencari informasi dan menggali berbagai data dan fakta mengenai modal sosial budaya sebagai tema utama seminar PPRA 62 ini.
FGD pertama digelar pada 28 Mei 2021 dengan tema” Modal Budaya untuk mendorong Pemulihan Perekonomian nasional”. Hasilnya, merekla menyimpulkan bahwa modal budaya adalah emasnya Indonesia di masa mendatang yang dapat dikembangkan dan membantu pemulihan perekonomian nasional.
Terdapat dua kategori modal budaya obyektif yang sudah berkembang dan ditransformasikan ke menjadi bentuk ekonomi dan dapat dimanfaatkan secara luas yaitu “creative industries” berupa hasil creative services, design, publishing and printed media, visual arts, cultural sites, traditional cultural expressions, performing art, dan audio visual yang digemari milenial dan generasi Z saat ini.
Kategori kedua adalah modal budaya yang sudah bertransformasi berupa produk (produk agro dan, kuliner), dan lifestyle atau gaya hidup yang bertransformasi dan melibatkan modal budaya tersebut. Dan hasil Modal sosial dan modal budaya untuk mengembangkan industri pariwisata.
Kemudian, FGD kedua pada 11 Juni 2021. Dalam FGD yang mengangkat tema “Modal sosial budaya menjadi kekuatan nasional dalam pemulihan ekonomi di tengah pandemic Covid-19” membahas mengenai ekosistem yang mendukung modal budaya yang sudah dihasilkan seperti yang sudah dibahas pada FGD 1 di tanggal 28 Mei 2021 lalu.
Di FGD kedua ini membahas bagaimana menciptakan dan menguatkan ekosistem dalam mendukung hasil dari modal budaya untuk di transformasikan menjadi modal ekonomi dan menjadi modal kekuatan budaya untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional.
Di FGD kedua ini membahas berbagai ekosistem yang mendukung untuk transformasi hasil modal budaya yaitu:
- Ekosistem Digital, memanfaatkan platfom digital dan market place untuk memaksimalkan promosi dan penjualan produk-produk hasil modal budaya
- Ekosistem Bisnis, membangun hubungan saling menguntungkan antara pengusaha mikro, kecil dan menengah dengan industri terkait.
- Ekosistem desa dan peran pembinaan territorial desa oleh TNI/POLRI untuk mendorong pemanfaatan sumber daya dan hasil dari modal budaya di desa untuk dikembangkan dan menjadi produk andalan yang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Ketiga ekosistem ini akan menjadi bagian dari proses transformasi hasil dari modal budaya untuk menjadi modal ekonomi yang dapat dimanfaatkan untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional.
Lalu FGD ketiga pada 13 Juli 2021. Tema yang diangkat adalah “Diplomasi produk kuliner dan pengembangan rempah asli Indonesia sebagai upaya pemulihan ekonomi nasional”.
Di FGD 3 ini panitia seminar mengangkat hasil modal budaya yaitu produk Tempe, makanan khas Indonesia, Kelapa hasil pertanian yang tersebar di seluruh Indonesia dengan 1600 produk turunannya.
Mereka juga membahas rempah serta tanaman herbal yang sudah menjelma menjadi berbagai industri seperti jamu, kosmestik dan spa untuk menentukan faktor-faktor strategis dari masing-masing menjadi pondasi dalam pengembangannya.
Dalam kesempatan ini juga panitia mengundang Dubes RI di Korea untuk mengetahui variable penting untuk suksesnya Korea Selatan mengeksport industri kreatifnya ke seluruh dunia. Hal ini penting karena hasil modal budaya Indonesia yang besar dan beragam memiliki potensi untuk menciptakan Indonesian movement di dunia.
Lalu FGD keempat yang digelar pada 22 Juli 2021 dengan tema “Mendorong Komodofikasi Hasil Modal Budaya Sebagai Kekuatan Nasional Dalam Pemulihan Ekonomi Nasional di Tengah Pandemic”.
Seri terakhir dari FGD adalah FGD 4, yaitu panitia seminar mengundang dari Kementrian/Lembaga terkait untuk dapat memahami faktor-faktor yang akan mendorong percepatan komodifikasi hasil modal budaya sebagai kekuatan nasional dalam pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19.
Fokus pembahasan terkait atas program dan kebijakan yang telah dan akan di ambil berhubungan dengan hasil modal budaya yang telah di fokuskan dalam FGD sebelumnya untuk dapat di kembangkan secara luas oleh masyarakat Indonesia yang akan menjadi faktor pendorong pemulihan ekonomi nasional di masa pandemi saat ini.
(sak)