LINTASNEWS.ID – Kepala Instalasi Hukum Publikasi dan Informasi RSUD Kabupaten Tangerang, Hilwani, mengungkapkan, satu dari 41 jenazah korban kebakaran di LP Tangerang telah diidentifikasi dengan inisial AD.
Ia mengatakan, satu korban yang telah diketahui itu mengalami luka bakar hingga 65 persen. Namun 40 korban lainnya belum diketahui karena mengalami luka yang parah sampai 65 hingga 90 persen. “Sisanya sangat sulit dikenali karena kondisinya parah,” katanya, di Tangerang, Banten, Rabu.
Agar korban segera dapat teridentifikasi, kata dia, mereka menyerahkan pemeriksaan lebih lanjut tersebut ke polisi sehingga jenazah-jenazah itu langsung dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. “Sekarang semua jenazah sudah di bawa ke RS Polri Jakarta,” ujarnya.
Sedangkan dari sebanyak 41 orang tewas, delapan orang luka berat, dan 73 orang luka ringan, Saat ini delapan narapidana dirawat secara insentif di RSUD Kabupaten Tangerang, sementara 73 orang luka ringan dirawat di Poliklinik LP Tangerang.
Kemudian, untuk identitas ke 8 diketahui berinisial, H (42) dengan luka bakar 62 persen dan trauma saluran pernafasan, NA (34) luka bakar 13,5 no persen, M (44) luka bakar 44 persen, T (45) luka bakar 81 persen, TY (41) luka bakar 50 persen dan mengalami suspek trauma ishalasi atau saluran pernafasan, IS (27) luka bakar 98 persen, HN (29) luka bakar 98 persen dan H (50) dengan luka bakar berat.
Sementara itu, Direktur Utama RSUD Kabupaten Tangerang, Naniek Isnaini menyampaikan delapan narapidana korban kebakaran di Lapas Kelas I Tangerang saat ini dalam kondisi sadar. Empat tim dokter telah diterjunkan untuk menangani para korban yang dirawat di ruang instalation care unit (ICU).
“Pembersihan luka bakar, kemudian membeli obat-obatan yang diperlukan. Kondisinya sadar,” kata Naniek kepada wartawan, Rabu (8/9).
Dia mengatakan para korban yang dirawat merupakan laki-laki berusia antara 27-51 tahun. Dari delapan korban yang dirawat, enam korban mengalami luka bakar di atas 40 persen, dan sisanya di bawah 40 persen.
Menurut Naniek, para korban rata-rata mengalami gangguan pernafasan akibat menghirup asap api yang terlalu banyak. Untuk merawat mereka, empat dokter diterjunkan yang terdiri dari dua dokter bedah dan dua dokter umum.
“Karena terkena asap yang cukup banyak, ada trauma dari nafasnya atau inhalasi. Tentu ini akan kita berikan perhatian lebih khusus lagi untuk yang luka bakar cukup tinggi ini,” kata Naniek.(sak)