LINTASNEWS – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Tangsel tengah mempersiapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Jika memungkinkan, PTM akan dimulai pada Juli 2021 ini.
Melihat hal itu, anggota Komisi II DPRD Kota Tangsel, Ahmad Syawqi, berharap dalam proses PTM nanti Dinas Dikbud harus melakukan kajian mendalam terlebih dahulu untuk mempersiapkan seluruhnya.
Menurutnya, program PTM nantinya diharapkan masih tetap memberlakukan protokol kesehatan. Sehingga harus ada aturan khusus dan penambahan fasilitas yang diperlukan dalam penerapan protokol kesehatan.
“Terkait wacana itu kan perlu kajian yang serius. Karena ini kan terkait keselamatan anak-anak kita dan juga para guru di semua sekolah. Makanya, nanti kami akan panggil Dindikbud dan juga Dinkes Kota Tangsel terkait adanya wacana ini. Kita ingin tahu kesiapannya sepeti apa,” paparnya.
Dia mengatakan, Komisi II juga ingin mengetahui apakah nanti PTM itu berlangsung secara normal atau PTM kebiasaan baru. Pihaknya meminta jangan terlalu terburu-buru menerapkan sekolah tatap muka.
“Jangan terlalu terburu-buru, itu yang penting. Karena kan kita belum tahu apakah normal atau dengan kebiasaan baru. Dan jika penerapan PTM kebiasaan baru, apakah kita secara zona penyebaran Covid-19 sudah siap atau belum. Misalnya, berapa batas maksimal jumlah siswa setiap kelas, dan bagaimana jumlah kelas di seluruh Tangsel, apakah sudah memadai?” tegasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Dikbud Tangsel, Taryono mengatakan, untuk PTM di Tangsel sepenuhnya telah disiapkan oleh seluruh sekolah.
Saat ini, pihaknya sedang fokus melakukan vaksinasi terhadap 14.214 tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
“Saat ini sedang dilakukan vaksinasi. Semoga bulan Juli nanti bisa PTM dengan mematuhi protokol kesehatan,” paparnya.
Taryono menerangkan, setiap sekolah nantinya akan diperiksa oleh tim dari Dinas Dikbud dan Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.
Pihaknya sudah menyiapkan skema pembelajaran, jika nantinya sudah dilakukan secara normal tatap muka langsung di sekolah. Mulai dari pembagian kelompok dalam setiap kelasnya hingga menerapkan jaga jarak.
“Nantinya, dalam satu kelas akan dibagi tiga kelompok, sehingga tidak menimbulkan terlalu banyak kerumunan dan harus berjarak 1,5 meter,” ungkapnya.
Kelompok belajar tersebut, nantinya akan dijadwal untuk belajar langsung di kelas dan pembelajaran jarak jauh secara daring.
“Jadi tidak semua langsung masuk ke kelas. Misalnya satu kelas ada tiga kelompok, akan dijadwal misalnya dua kelompok belajar tatap muka langsung dan satu kelompok lainnya daring. Nanti akan bergantian,” tuturnya.
Kemudian, di dalam sekolah juga harus dilengkapi berbagai sarana sanitasi pencegahan paparan virus Corona.
“Seperti wastafel yang jumlahnya memadai, toilet yang bersih dan memadai, adanya alat pengukur suhu tubuh atau thermo gun,” pungkasnya. (mth/ajk)